Perekrut Bukan Cenayang

Seringkali kita mendengar cerita, “kok bisa yah karyawan seperti itu diterima di perusahaan kita?” atau pertanyaan lain yang sering muncul “waktu itu proses seleksinya bagaimana, sih? Kok dia bisa lolos yah?”

Jika sudah seperti ini, yang kemudian dipertanyakan adalah peran dari HRD, “waktu itu proses seleksinya pakai metode apa?

Resources-nya dari mana? dilakukan internal atau pakai jasa provider?” dan rentetan pertanyaan lainnya yang tentu saja semakin mengisyaratkan bahwa talenta yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan atau istilahnya “false hiring”.

False hiring adalah kesalahan karena telah merekrut pegawai yang ternyata kurang potensial. Hal ini dapat terjadi karena perekrut melakukan kesalahan pada saat melakukan proses seleksi kandidat, salah satu contoh kesalahannya yaitu kurang menggali informasi pada saat wawancara.

Continue reading

Ekosistem Ideal bagi Sustainable Finance

Sebagai salah satu tujuan dari program global sustainable development, semua negara kini berupaya untuk membangun ekosistem yang ideal dalam mendukung terciptanya keberlanjutan bisnis dan ekonomi jangka panjang. Betapa tidak, usia bumi yang semakin tua kini semakin diwarnai oleh sejumlah bencana mulai dari cuaca ekstrim, pemanasan global hingga kebakaran hutan. Jika orientasi ekonomi tidak segera diubah maka keberlangsungan kehidupan akan semakin dipenuhi dengan tanda tanya.

Salah satu jawabannya adalah dengan menerapkan sustainable finance. Dalam semangat ini, setiap keputusan investasi dilandasi pertimbangan dari tiga sisi yakni environment, social dan governance atau yang dikenal dengan ESG. Dari sisi environment, setiap keputusan investasi harus berangkat dari pemahaman apakah dana yang diinvestasikan akan berdampak buruk pada keberlangsungan lingkungan hidup. Kalkulasi biaya restorasi alam sebagai konsekuensi proses produksi kiranya patut diperhitungkan dalam simulasi anggaran. Demikian pula dengan biaya mitigasi risiko, kalau-kalau restorasi yang programkan belum berhasil dilakukan.

Continue reading

Perubahan Itu Butuh Kematangan

Perubahan adalah satu-satunya hal yang konstan, terutama dalam dunia bisnis. Dalam era yang terus berubah dengan cepat ini, organisasi yang dapat beradaptasi dengan fleksibel adalah yang akan bertahan dan berkembang. Namun, sering kali kita melihat perubahan gagal atau mengalami hambatan yang siginifikan karena kurangnya persiapan yang matang dalam manajemen perubahan.

Salah satu penyebab dari gagalnya perubahan karena seringkali perubahan menimbulkan ketidakpastian dan ketidaknyamanan bagi karyawan. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara mengatasi perubahan atau bagaimana perubahan akan memengaruhi pekerjaannya. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kecemasan pada karyawan yang dapat mengganggu kinerjanya. Selain itu, ketidaknyamanan ini juga dapat menyebabkan tingkat resistensi yang tinggi terhadap perubahan.

Continue reading

Obat Anti Gundah Berlabel Manajemen Risiko

Hingga saat ini, pertanyaan tentang mengapa perusahaan dengan tingkat maturitas kesadaran risiko yang cukup tinggi masih juga tak luput dari risiko kebangkrutan seakan tak dapat dijawab dengan pasti. Berbagai studi di bidang manajemen risiko pun dilakukan untuk menemukan jawaban yang pasti akan hal itu. Apakah nilai tinggi itu diperoleh sekadar dari rangkaian proses pemenuhan administratif, atau ada yang salah dengan alat ukur tingkat maturitas risiko itu sendiri.

Tanpa berusaha untuk menambah keriuhan yang ada, artikel kali ini mengajak kita semua untuk kembali pada konsep dasar manajemen risiko, seraya melihat potensi efektivitasnya dalam menyiapkan segala sesuatu sejak dini agar perusahaan terhindar dari potensi kerugian.

Ada dua kontekstual risiko yang perlu dipahami bersama. Pertama, bahwa manajemen risiko sejatinya bersifat prediktif. Mekanisme manajemen risiko dibangun di suatu organisasi atau entitas bisnis dengan tujuan agar setiap lini manajemen lebih waspada dan siap dalam menghadapi potensi munculnya kejadian-kejadian yang akan merugikan organisasi.

Continue reading

Makan Tak Habis, Bumi Menangis: Mengelola Food Waste di Indonesia

Masa kecil kebanyakan masyarakat Indonesia diisi dengan kisah susah menghabiskan makan karena sedang semangat-semangatnya bermain. Ketika dihadapkan dengan situasi ini, biasanya para Ibu lantas mengeluarkan pernyataan pemicu empati supaya anaknya lekas menghabiskan makanannya dengan berujar “Ayo habiskan nasinya! nanti kalau tidak habis nasinya menangis lho” Beberapa anak menurut karena membayangkan kesedihan si nasi, meski banyak juga yang ngeyel tak habiskan makanan, ya itulah anak-anak.

Ketika tumbuh dewasa, akankah kisah masa anak-anak tersebut membekas di masyarakat dan tercermin dalam perilaku? Sayangnya, kalau melihat data pengolahan sampah terkini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengindikasikan sebaliknya. Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK di tahun 2023 mengungkapkan bahwa timbulan sampah di Indonesia mencapai 13,37 Juta ton banyaknya. Kebanyakan dari timbulan sampah tersebut datang dari rumah tangga sebesar 38,9% dan 40,96% dari total timbulan tersebut adalah sampah sisa makanan.

Continue reading

Apakah Budaya atau Aturan yang Membentuk Sebuah Perilaku?

Mana yang lebih dulu menstimulus terbentuknya sebuah perilaku, budaya atau aturan? Apakah harus ada aturan terlebih dulu baru terbentuk perilaku lalu membudaya? Pertanyaan sederhana di atas menarik untuk kita bahas bersama terkait bagaimana sebuah perilaku terbentuk.

Beberapa ahli mendefinisikan perilaku sebagai seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam merespons sesuatu yang diyakini memiliki sebuah nilai. Respons individu terhadap sesuatu hal tersebut dapat berbentuk aktif dan pasif, sebuah respons yang dapat dilihat langsung dan diobservasi disebut sebagai respons aktif. Perilaku keseharian kita sebagai individu seringkali memberikan respons aktif dan respons pasif.

Continue reading

Tips dan Trik Reksadana untuk Perencanaan Keuangan

Bapak Achmad, seorang karyawan perusahaan swasta yang berusia 35 tahun sedang bingung memilih investasi apa yang akan dilakukan untuk mempersiapkan biaya kuliah putra-putrinya kelak.

Situasi di atas tentunya tidak asing lagi bagi kita. Sebagai orang tua pasti mempunyai keinginan untuk membekali anak-anaknya dengan ilmu pengetahuan setinggi mungkin agar mereka dapat menjadi orang yang sukses. Namun seringkali orang tua tidak siap dari segi dana saat anak-anak mereka masuk sekolah.

Ditambah dengan pertanyaan, bagaimana dengan persiapan masa pensiun Anda? Dua hal tersebut diiringi dengan semakin tingginya tingkat biaya hidup dari tahun ke tahun, akan menimbulkan kekhawatiran pada setiap orang apakah mereka masih dapat membiayai kehidupan mereka pada saat memasuki usia pensiun nanti.

Continue reading

Fenomena Oppenheimer dan Barbie di Perusahaan

Film Oppenheimer dan Barbie, yang tayang di bioskop beberapa waktu lalu berhasil mencuri perhatian dan menjadi buah bibir. Dua kisah yang sangat berbeda, nyata dan fiktif. Namun, dalam kehidupan nyata di perusahaan dapat dijumpai situasi yang menggambarkan kedua film tersebut.

Ada karyawan yang memiliki keahlian teknis khusus seperti Oppenheimer, dan ada karyawan yang harus mencari bentuk aktualisasi diri tertentu karena jabatan atau pekerjaannya tidak membutuhkan suatu keahlian teknis khusus, bisa jadi dengan tampilan-tampilan fisik tertentu layaknya Barbie.

Menurut Maslow, aktualisasi diri adalah hal tertinggi yang ingin dicapai dalam hidup. Secara umum, dalam kehidupan sehari-hari, dua bentuk aktualisasi diri yang paling terlihat adalah memiliki keahlian khusus dan materialisme. Bagi orang-orang yang memiliki keahlian khusus, otomatis keberadaannya melalui kontribusi keahliannya dapat langsung dirasakan sekaligus mendapatkan pengakuan, baik di perusahaan maupun di masyarakat sekitarnya. Namun, bagi yang tidak memiliki keahlian khusus, tentunya perlu mengupayakan bentuk kontribusi lain agar keberadaannya diakui dan dirasakan oleh sekitarnya.

Continue reading

Konsep Pentahelix Membangun Era Teknologi Kendaraan Bermotor Listrik

Dalam siklus hidup produk, alat transportasi berbasis listrik masuk pada fase pertumbuhan. Hal tersebut terlihat dari tingginya animo perusahaan untuk masuk dalam bisnis mobilitas listrik.

Di Indonesia, keinginan perusahaan untuk berkontribusi pada Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) sangatlah tinggi. Berbagai alat transportasi mulai dari sepeda kayuh, kendaraan roda dua, roda empat, sampai bus dikembangkan untuk menggunakan teknologi listrik. Meskipun demikian jumlah Kendaraan Bermotor Listrik masih belum sebanyak kendaraan berbahan bakar konvensional.

Kendaraan bermesin pembakaran internal/dalam telah populer lebih dari 100 tahun lalu. Penelitian mengenai motor bakar untuk menjadi cikal bakal penggerak kendaraan mulai dilakukan sejak tahun 1800-an. Secara formal, penggunaan motor bakar sebagai tenaga penggerak ditemukan pertama kali untuk kendaraan roda dua. Beberapa tahun kemudian, motor bakar diperluas penggunaannya bagi kendaraan yang lebih besar.

Saat ini kendaraan motor bakar telah menjadi kendaraan konvensional dengan berbagai merek, bentuk, dan penggunaan.

Continue reading

Optimalisasi Data untuk Pengambilan Keputusan yang Efektif di Era Digital

Data, ibarat minyak baru di era digital dan bisnis, pebisnis atau korporasi selalu mencari cara untuk menggunakannya dalam menjalankan operasionalnya, apalagi kalau bukan demi cuan. Organisasi atau korporasi dapat menghasilkan volume data yang sangat besar setiap detiknya sebagai hasil dari pesatnya perkembangan teknologi digital dan proliferasi gawai yang terhubung.

Namun demikian, banyaknya data tidak menjamin kesuksesan. Optimalisasi data sangat penting untuk mendapatkan wawasan yang berharga dan membuat keputusan yang bijak. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas nilai pengoptimalan data di era digital serta kelebihan, kekurangan, dan praktik terbaiknya untuk meningkatkan pengambilan keputusan.

Pengaruh Data di Era Digital

Data telah menjadi tulang punggung masyarakat modern. Setiap interaksi digital baik itu menjelajahi situs, melakukan pembelian daring, menggunakan media sosial, atau menggunakan perangkat pintar, pun menghasilkan data. Data ini dapat dikategorikan ke dalam bentuk terstruktur dan tidak terstruktur yang meliputi teks, gambar, video, audio, dan pembacaan sensor.

Continue reading