Sensitivitas Warganet pada Tahun Politik

Masih basah di ingatan, pertengahan Februari lalu media sosial dihebohkan tagar #UninstallBukalapak oleh warganet yang menjadi trending topik di jagat Twitter. Pemicunya sederhana, cuitan pribadi Achmad Zaky, salah satu founder dan CEO Bukalapak, mengenai rendahnya kesiapan Indonesia terhadap revolusi industri 4.0.

Komentarnya tentang perhatian dari Pemerintah Indonesia terhadap penelitian dan pengembangan (research and development / R & D) yang masih jauh tertinggal di Asia dalam menghadapi era baru perubahan yang identik dengan kompleksitas pertarungan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memantik perdebatan kusir.
Continue reading

Memahami Fenomena Ekonomi

Badai krisis global 2008 melanda sebagian besar belahan dunia dengan kadar yang berbeda-beda. Sepuluh tahun berselang, pemulihan ekonomi Indonesia sedang berlangsung, menawarkan berbagai peluang baru dan perubahan untuk kemajuan masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam satu dekade terakhir berada pada kisaran 5,6 persen, lebih baik ketimbang emerging economies lainnya seperti Korea Selatan, Australia, Turki, dan Arab Saudi. Namun beberapa hari terakhir di awal bulan suci Ramadan, kita diberi suguhan judul utama berbagai media mengenai gejolak yang sedang terjadi di Indonesia, mulai dari pelemahan nilai tukar rupiah  terhadap dollar AS, defisit neraca perdagangan, situasi politik, hingga teror bom. Ini menjadi sentimen negatif bagi Indonesia di tengah upaya melakukan perbaikan ekonomi dan iklim investasi pascakrisis.

Informasi yang begitu cepat, masif dan beragam tak terhindarkan akibat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berpotensi menimbulkan kebingungan dan pesimisme apabila pengetahuan dan kemampuan analisis masyarakat dan pelaku usaha rendah. Maka seorang pemimpin sebagai nakhoda organisasi harus meningkatkan keyakinan para awak organisasinya  agar mereka mampu menjawab keraguan informasi yang beredar di pasar.
Continue reading

Bitcoin Harus Belajar dari Yongning

Nama Yongning tidak asing bagi penduduk dunia digital. Pria asal Tiongkok ini menjadi salah satu “rooftopper” yang fenomenal melalui aksi panjat gedung dan bangunan pencakar langit. Di jejaring sosialnya (Weibo, media sosial China), pria ini  terkenal dengan aksi nekatnya berpose di puncak ketinggian tanpa perlengkapan standar keamanan. Aksinya selalu ditunggu-tunggu jutaan followers-nya.

Namun sayang, aksi itu kini sudah tidak lagi dapat dinikmati. Yongning meninggal dunia, terjatuh dari ketinggian akibat keputusannya beraksi menantang maut untuk mendapatkan imbalan 550,000 yuan. Aksi Yongning tentu saja memberi pembelajaran bagi kita untuk tidak boleh sedikit pun mengabaikan risiko yang akan dihadapi. Hal sama juga berlaku bagi investor, terutama bagi investor perorangan (individual investor) pemula dalam mencermati setiap keputusan investasi.
Continue reading

Think Digital, Think Global

Laju pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Era 4.0 memberikan kemudahan aksesibilitas bagi perusahaan untuk melihat perubahan tren dan kondisi pertarungan bisnis. Era 4.0 acapkali dikenal dengan era digital merupakan sebuah era pertarungan  kreativitas dan inovasi tanpa batas melalui pemanfaatan TIK. Sumber daya kreativitas tak terbatas sebagaimana pada era-era sebelumnya yang berbasiskan sumber daya material. Keterbatasan sumber daya pada era digital hanya terbatas pada ketidakmampuan perusahaan menerjemahkan dan memenangkan peluang yang ada.

Memahami kondisi tersebut, perusahaan harus sadar akan persaingan di era digital yang menciptakan digital disruption, datangnya pemain baru di pasar akan sering muncul dari pemain yang menawarkan pilihan substitusi. Kita dapat melihat perang sedang terjadi saat ini di industri telekomunikasi dan transportasi. Bagaimana pelanggan yang bertahun-tahun setia, beralih pada aplikasi yang jauh lebih murah dan mampu menjawab kebutuhan gaya hidup digital.
Continue reading

Menghadapi Risiko Global & Social Megatrends

digital economyEvery Business Takes Risks. Tahun 2017 sudah masuk bulan kedua. Perusahaan sudah bekerja untuk memperoleh hasil gemilang di tahun Ayam Api ini. Namun, perlu dipahami, keberhasilan aksi windows dressing yang dilakukan bisa jadi hanya memuaskan investor sesaat di penghujung tahun lalu. Saat ini, perusahaan dituntut memiliki strategi digital  sebagai syarat utama berkompetisi di digital economy.

Seyogyanya, perusahaan melakukan modernisasi pada segala aspek bisnis, seperti melakukan e-Procurement, e-SCM, e-HR, e-Learning, digital transactions, hingga big data analytic. Demikian juga halnya dalam berkompetisi, baik produk barang atau jasa, pendekatan bisnis yang digunakan mulai berbasis e-commerce, digital marketing, dan digital services.

Manajemen harus peduli dan sigap merespons perubahan iklim bisnis global mengarah ke digital economy. Sebagaimana hasil studi yang dilakukan UN Global Compact and DNV GL (2015), beberapa perubahan global dan social megatrends akan berdampak pada daya saing perusahaan, seperti perubahan struktur demografis dan urbanisasi besar-besaran, inovasi digital yang sangat cepat berubah, kompetisi inovasi yang semakin meningkat, dan isu perubahan iklim dunia.

Kesiapan organisasi dalam mengaplikasikan strategi digital sangat bergantung pada semangat positif yang dibawa oleh manajemen puncak. Perusahaan akan menghadapi banyak hal baru dalam mengaplikasikan proses digitalisasi.

Continue reading

Gempa Aceh dan Goncangan Perekonomian Daerah

gempa acehRasanya baru kemarin beberapa wilayah Indonesia disinggahi bencana banjir, erupsi gunung berapi, dan angin puting beliung. Indonesia kembali harus berduka, negeri Serambi Mekkah diterpa gempa bumi berkekuatan 6,5 skala richter. Data terakhir korban yang dirilis BNPB hingga Kamis (15/12/2016), bencana ini mengakibatkan 103 orang meninggal dunia, dan ratusan orang lainnya mengalami luka ringan dan berat. Sekitar 85.161 orang harus mengungsi karena infrastruktur tempat tinggal dan fasilitas umum mengalami kerusakan akibat kuatnya gempa.

Bencana alam tidak bisa dilepaskan dari aspek geologis wilayah Indonesia yang berlokasi pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Itu mengakibatkan wilayah Indonesia rentan bencana gempa bumi dan aktivitas vulkanik gunung api. Namun, pada kenyataannya, dari 1.853 beragam kejadian bencana yang terjadi hingga bulan Oktober 2016, hanya 2% bencana geologi yang terjadi seperti gempa aktivitas vulkanik gunang api (BNPB, 2016).

Penyebab utamanya adalah perubahan iklim global yang sudah berdampak langsung terhadap Indonesia. 89% kejadian bencana alam yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi (dipengaruhi oleh cuaca) seperti banjir, tanah longsor, dan gelombang pasang. Selebihnya sebanyak 9% adalah kebakaran hutan dan lahan.

Jumlah kejadian bencana jauh meningkat dibandingkan tahun 2002, yang mana kejadian bencana hidrometeorologi kurang dari 200 kejadian. BNPB mencatat, sejak tahun 2012 telah terjadi 1.811 kejadian bencana, 1.674 bencana pada tahun 2013, tahun 2014 mencapai 1.967 bencana, dan tahun 2015 mencapai 1.732 bencana. Pengalaman ini menunjukkan bahwasanya risiko bencana alam tidak hanya sebatas waspada, namun sudah harus disiapkan langkah-langkah antisipasi dan represif dalam mengelola risiko bencana.

Continue reading

Smart Nations

smartcity1Kebangkitan nasional saat ini mestinya menjadi semangat dalam perjuangan meningkatkan daya saing bangsa di zona global tanpa batas. Bagaimana tidak, pertarungan ekonomi global sudah nyata berdampak pada negara emerging market seperti Indonesia.

‘Kebangkitan nasional’ sepatutnya diaplikasikan oleh seluruh pelaku usaha dalam setiap gagasan kreatif dan tindakan perubahan. Pemerintah tak bisa jalan sendiri untuk berkompetisi tanpa dukungan masyarakat dan industri negeri ini. Tentunya optimisme adalah salah satu kekuatan yang mutlak dimiliki untuk bergerak berdaptasi di masa depan.

Terlepas peringkat daya saing Indonesia di ASEAN masih dibawah negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia (Global Competitiveness Report, 2015), perlu diketahui bahwa kita masih punya keunggulan demografis jauh di atas mereka. Kita memiliki populasi terbesar keempat sehingga seharusnya kita (masih) memiliki harapan untuk maju.
Continue reading

Reformasi Birokrasi dari Gerbong Kereta

reformasi-kai-jonanBekerja di institusi pemerintahan sebagai pelayan publik adalah tantangan tersendiri ditengah laju pertumbuhan dunia bisnis yang semakin dinamis. Suka tidak suka, siap tidak siap organisasi harus mau dan mampu mengikuti percepatan perubahan teknologi dan ekonomi yang semakin terintegrasi.

Institusi pemerintahan dituntut mengikuti perubahan baik dari sisi SDM, infrastruktur layanan, dan jenis layanan yang ditawarkan. Memilih untuk tetap diam dengan mengabaikan perubahan akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi. Hal inilah yang menjadi salah faktor besar pada rendahnya daya saing bangsa.

Jika kita melihat data Global Competitive Indexs (2013), dapat kita lihat bahwa faktor tertinggi penghambat iklim bisnis/dunia usaha adalah kurang efisiennya birokrasi pemerintahan. Birokrasi yang panjang dan reformasi birokrasi yang masih rendah menjadi pekerjaan rumah para pimpinan, khususnya dalam instusi pemerintah agar segera berbenah. Apabila tidak segera dilakukan perubahan akan menjadi preseden buruk bagi instansi pemerintah karena dianggap tidak mampu memberikan kemudahan dan ataupun mendukung berlangsungnya iklim bisnis yang sehat.

Tak dapat dihindarkan munculnya persepsi negatif dari kelompok masyarakat tertentu merupakan bentuk kritik dan kekecewaan atas tata kelola birokrasi yang masih tergolong rendah. Jika melihat hal tersebut, Apakah organisasi Anda termasuk anti dalam perubahan? Apa yang seharusnya pemimpin lakukan?

Continue reading

Indonesia Berkabut Menyongsong MEA

kabut meaBeberapa pekan terakhir kabut asap Indonesia menjadi topik hangat yang mewarnai berbagai media nasional dan mancanegara. Bencana kebakaran hutan di bagian Sumatera dan Kalimantan ini bahkan mengusik negara tetangga, Singapura dan Malaysia. Tentu saja bencana tahunan ini sedikit banyak menguras perhatian Presiden dan para petinggi negeri ini.

Demi mengatasi darurat asap yang sudah masuk kategori berbahaya, ya bagaimana tidak, darurat asap sudah mulai dirasakan hingga jantung ibu kota Jakarta. Hal yang berisiko karena dapat mengganggu stabilitas perekonomian dan iklim bisnis di penghujung tahun kambing kayu ini.

Tahun 2015 bisa dibilang menjadi ‘medan tempur’ bagi top management dalam menghadapi ujian dari dalam negeri dan global. Darurat asap hanyalah salah satu persoalan prioritas yang sedang dihadapi bangsa ini. Tapi sebut saja perlambatan ekononomi dunia, dampak krisis Yunani, anjloknya pasar saham Tiongkok, devaluasi Yuan, anjloknya harga beberapa komoditas, dan menguatnya US$ terhadap sebagaian mata uang dunia. Ujian tersebut menstimulus para pelaku usaha berinovasi agar mampu bertahan dan berkompetisi ditengah lambatnya laju ekonomi Indonesia.
Continue reading

Ojek Modern Vs Ojek Konvensional, Siapa yang Menang?

Ojek Vs GoJek
Kemacetan telah menyebar di kota-kota besar Indonesia, terlebih Jakarta. Tak bisa dipungkiri salah satu penyebabnya adalah laju pertumbuhan industri kendaraan bermotor di Indonesia. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor sejak 2006-2013 sebesar 23,14%.

Namun tidak bisa serta merta menyalahkan pelaku industri otomotif, karena ternyata percepatan laju pertumbuhan ini tidak diiringi upaya pemerintah dalam mempercepat perbaikan fasilitas transportasi masal dan tatakelola infrastruktur jalan. Maka jangan heran jika Jakarta dinobatkan sebagai ‘worst traffic in the world’ berdasarkan Castrol’s Stop-Start Index.
Continue reading