Sebagai salah satu tujuan dari program global sustainable development, semua negara kini berupaya untuk membangun ekosistem yang ideal dalam mendukung terciptanya keberlanjutan bisnis dan ekonomi jangka panjang. Betapa tidak, usia bumi yang semakin tua kini semakin diwarnai oleh sejumlah bencana mulai dari cuaca ekstrim, pemanasan global hingga kebakaran hutan. Jika orientasi ekonomi tidak segera diubah maka keberlangsungan kehidupan akan semakin dipenuhi dengan tanda tanya.
Salah satu jawabannya adalah dengan menerapkan sustainable finance. Dalam semangat ini, setiap keputusan investasi dilandasi pertimbangan dari tiga sisi yakni environment, social dan governance atau yang dikenal dengan ESG. Dari sisi environment, setiap keputusan investasi harus berangkat dari pemahaman apakah dana yang diinvestasikan akan berdampak buruk pada keberlangsungan lingkungan hidup. Kalkulasi biaya restorasi alam sebagai konsekuensi proses produksi kiranya patut diperhitungkan dalam simulasi anggaran. Demikian pula dengan biaya mitigasi risiko, kalau-kalau restorasi yang programkan belum berhasil dilakukan.
Continue reading