Penting tapi terkendala. Itu realita yang masih dihadapi oleh sebagian organisasi dalam menerapkan manajemen risiko. Di satu sisi, manajemen risiko memiliki tingkat kepentingan yang cukup tinggi dalam organisasi karena diyakini dapat menciptakan dan melindungi nilai organisasi—mendukung pencapaian sasaran organisasi. Namun di sisi lain tak dapat dipungkiri penerapannya tidaklah mudah, bahkan sebaliknya, penuh tantangan. Manfaat yang diperoleh pun akhirnya tidak pernah maksimal.
Sebagai contoh, alih-alih menjadi upaya yang kontinu, pengelolaan risiko di beberapa organisasi besar bersifat musiman, di mana musim puncaknya mengikuti periode pelaporan. Selesainya risk register, yang merupakan keluaran dari proses asesmen risiko (identifikasi, analisis, dan evaluasi) dan penyusunan respons risiko, disadari atau tidak seringkali dianggap sebagai selesainya tugas pengelolaan risiko. Tidak jarang risk owner sendiri kurang memahami apa yang harus dilakukan setelah risk register tersusun hingga periode pelaporannya tiba. Praktik seperti ini mengakibatkan proses manajemen risiko kehilangan nilai.
Continue reading