Manfaat Nilai Personal Branding Sang Calon

prabowo jokowidodoDefinisi brand atau merek adalah “A name, term, design, symbol, or any other feature that identifies one seller’s good or service as distinct from those of other seller.” (Bennet, P.D., 1995). Jadi, merek merupakan identitas dari sebuah produk dan dalam terminologi legal, merek merupakan trademark, cap/merek dagang.

Personal Branding (PB) merupakan upaya seseorang/kelompok/organisasi untuk memasarkan dirinya sebagai sebuah merek. Tujuannya untuk mendapatkan impresi atau citra yang diinginkan di mind dari yang menjadi targetnya.

Untuk membangun PB, bukan upaya mudah,  diperlukan kreativitas merancang self-packaging , mulai dari bentuk badan, baju yang dipakai, sampai pengetahuan yang dimiliki, sehingga terlihat berbeda dan mengesankan.

PB sangat gencar dilakukan caleg dan capres saat ini. Tim sukses berupaya keras untuk merancang kemasan tanpa cacat dan berbeda bagi calon yang diunggulkan. Perlu belajar dari bagaimana IBM, berkembang dari hanya pemasok komoditas menjadi merek yang dominan.

IBM bukan yang pertama masuk ke pasar personal computer (PC), namun untuk bertumbuh secepat mungkin, IBM melakukan outsourcing operating system-nya ke Microsoft dan main processor chipnya ke Intel. Keduanya merupakan input komoditi penting bagi IBM yang kemudian berhasil membangun mereknya. IBM melakukan tindakan yang tidak dilakukan pesaingnya saat itu (Ward, K. 2004).

Proses pengembangan, mencapai kekuatan dan mempertahankan PB sang calon diawali dengan memberikan manfaat dan keuntungan bagi target sasarannya secara berkelanjutan. Intitusi keuangan juga melakukan evaluasi PB sang calon,dan dampak positif bagi cash flow yang ada. Pribadi calon yang memiliki strong branding seharusnya memiliki ‘harga lebih tinggi’ dibandingkan yang bermerek rendah atau tidak bermerek.

Merek yang kuat memiliki keunikan yang tidak dimiliki pesaingnya. Keunikan yang berbeda, bisa didapatkan dari nilai tambah yang dimiliki, yang sulit ditiru dan dicari penggantinya. Nilai tambah bisa diperoleh dari pengetahuan, pengalaman dan keahlian yang dimiliki sang calon, sehingga memberikan asosiasi kuat kepada target sasaran dan berdampak positif bagi perekonomian, ada kepercayaan pasar yang diberikan.

Namun demikian, membangun nilai dalam sebuah merek lebih sulit dewasa ini dibandingkan tahun-tahun yang lampau. Hal ini terkait dengan naiknya biaya untuk melakukan promosi dan semakin tingginya tingkat kompetisi di mind dari target sasaran (Aaker, D. A., 1991). Karena besarnya biaya yang dikeluarkan, upaya mengelola sebuah kekuatan merek menjadi penting sehingga tidak mengecewakan pada akhirnya. Bagaimana caranya?

Secara bertahap, PB sang calon bisa memberikan kontribusi bagi aset merek yang akan diperoleh, pertama-tama dan paling penting, memberikan nilai dari apa yang dijanjikannya. Membuat target sasaran sekaligus pelaku asing dan institusi keuangan percaya. Proses ini bila benar dilakukan dan terwujud, akan memberikan kepuasan, sekaligus loyalitas jangka panjang.

Selain itu, sang calon mampu menghadapi tantangan dan bagaimana menghadapi masa depan. Tidak hanya piawai dengan janji-janji masa kini yang sebentar lagi akan termakan waktu, kuno dan dianggap tidak stratejik. Upaya lain yang tidak kalah penting adalah kandungan kualitas pemikiran, pendapat dan keputusan dari yang dilakukan/dikatakan.

Bagaimana dengan tim sukses? Apa yang perlu dilakukan untuk menaikan loyalitas terhadap calon yang diunggulkan? Mendapatkan nilai tambah yang tidak dimiliki pesaing calonnya, ada superioritas keunggulan yang bisa dikomunikasikan ke target sasaran dengan promosi apik serta menarik. Bila telah dimiliki, distribusi handal menjadi bagian penting agar nilai bisa dinikmati target sasaran tanpa harus membayar dengan biaya tinggi untuk memperolehnya.

Tidak dapat dipungkiri lagi, PB memberikan banyak manfaat bila dilakukan secara benar dan sesuai koridor etika pemasaran, dengan memberikan yang dijanjikan untuk mencapai kepuasan dan loyalitas. Bila hal ini mampu dilakukan secara berkelanjutan akan meningkatkan keunggulan bersaing dan membuat happy shareholder.

Seperti yang dikemukakan oleh Stephen King dari WPP Group, London, “A product is something that is made in a factory; a brand is something that is bought by a customer. A product can be copied by a competitor; a brand is unique. A product can be quickly outdated; a successful brand is timeless.” (Aaker, D.A. 1991).

Kondisi ini dapat menciptakan keseimbangan perekonomian yang lebih stabil, kurang volatile dan mengurangi tingkat risiko yang akan terjadi baik pada bisnis maupun finansial. Semoga.

Pepey RiawatiPepey Riawati Kurnia.
Koordinator PDMA Indonesia, PPM School of Management
prk@ppm-manajemen.ac.id, kurniapepey@gmail.com

Leave a comment