Strategi Inovasi Untuk Emerging Market

emerging marketInovasi merupakan kata yang sering diucapkan dalam lingkup bisnis, terutama bila ingin memenangi persaingan. Perusahaan yang tidak melakukan inovasi, lambat laun akan tersisihkan dan mati.

Inovasi yang berhasil tidak hanya mengandung keberhasilan ekonomi namun juga keberhasilan sosial. Inovasi yang berhasil adalah inovasi yang menciptakan nilai lebih besar untuk konsumen, komunitas dan lingkungan pada saat yang sama (Fontana, A., 2010). Keberhasilan inovasi didukung dengan implementasi strategi inovasi yang berbeda.

Bagi negara-negara yang termasuk dalam Emerging Market, seperti India, China dan Brazil, perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di negara-negara tersebut berupaya menciptakan produk baru yang mampu memenuhi kebutuhan lokal negara tersebut. Upaya ini juga terlihat di Indonesia, yang memiliki potensi pasar besar dan pantas untuk dilirik.

Mencoba melakukan pertumbuhan melalui inovasi yang dilakukan dalam emerging market memerlukan strategi khusus. Struktur, budaya, proses dan pengelolaan sumber daya manusia perlu beradaptasi dengan kebutuhan dan tuntutan pasar tersebut (Kahn, K.B. 2013).

Seperti yang dikemukakan oleh Kasali, R. (2007) budaya perusahaan sebagai sebuah korporat mengandung sistem nilai korporasi yang sesuai dengan ketentuan hukum yang membentuknya. Maksud berdirinya sebuah korporasi untuk menyejahterakan pemilik-pemiliknya, antara lain perlu efisien dan inovatif. Oleh karenanya, korporasi harus mengutamakan pelanggan (customer satisfaction) melalui upaya-upaya yang kreatif, inovatif, dan pelayanan yang prima.

Perusahaan perlu jeli mengenali kebutuhan yang ada. ‘Sensing the market’ artinya seluruh panca indera pemasar perusahaan perlu beroperasi penuh untuk memahami kebutuhan tersebut, seperti yang dilakukan oleh salah satu produsen otomotif, yang meluncurkan produk dengan menawarkan irit bahan bakar, ramah lingkungan dan nyaman dikendarai. Ditambah dengan tampilan modis dan pilihan warna yang beragam. Istilah populernya LCGC (Low Cost Green Car) yang semakin popular seiring dengan mahalnya bahan bakar dan isu polusi yang diakibatkan kemacetan tiada henti di kota-kota besar.

Produk ini tentu lahir dari pemikiran kreatif, sebagai landasan awal untuk lahirnya inovasi, dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan pasar bagi kondisi negara-negara yang berada dalam emerging market.

Perusahaan-perusahaan yang ingin berhasil inovasinya dalam emerging market juga perlu melakukan strategi dengan memberikan tanggung jawab pengembangan produk pada sumber daya lokal serta menjalin kerja sama dengan partner lokal yang dapat dipercaya dan mampu bertumbuh secara bersama-sama. Sebagai bagian dari social responsibility perusahaan untuk menumbuhkembangkan keadaan ekonomi dari negara yang menjadi pasar dari produk-produknya.

Social responsibility sudah merupakan bagian dari strategi bisnis dalam mencapai tujuan jangka panjang perusahaan namun tetap mampu mensejahterakan pemangku kepentingan perusahaan tersebut.

Selain itu, pemasar yang berada dalam perusahaan, perlu terbuka dengan lapisan saluran distribusi yang berada di negara Emerging Market tersebut. Berbeda dengan negara-negara maju. Seperti yang dilakukan Nokia di India, bekerja sama dengan partner lokal untuk mengontrol jaringan distribusi dan menekan biaya sekaligus tetap memenuhi pelayanan after-sales-service yang dibutuhkan pembelinya.

Untuk mempromosikan produknya, dianjurkan menggunakan brand ambassador lokal yang popular dan banyak pengikutnya. Menemukan partner lokal yang tepat menjadi penting dan kritis. Hal ini bisa mendorong keberhasilan model bisnis baru yang akan diterapkan perusahaan yang ingin melakukan inovasi di Emerging Market. Misalnya mengurangi biaya operasional dengan mengijinkan lokal partner untuk memperoleh keuntungan.

Seperti yang dilakukan oleh Nokia Siemens Network (NSN) yang meluncurkan Village Connection yang efektif dalam biaya, mudah diimplementasikan dan solusi bagi masalah operasional, (Kahn, K.B., 2013).

Bagaimana menemukan partner lokal yang mampu menjadi partner untuk bertumbuh dalam inovasi di emerging market? Perusahaan perlu menjalin hubungan baik dengan institusi keilmuan lokal (seperti PPM Manajemen, Universitas Indonesia, dll) dan jejaring industri, seperti Gaikindo, GAPMMI, Mastel dsb.

Seperti yang dilakukan oleh General Electric yang melakukan kerja sama riset dengan the Indian Institute of Technology (ITT) yang hasilnya akan memberikan kontribusi terciptanya produk baru yang mampu memenuhi kebutuhan emerging market.

Memasuki era pemerintahan baru, sekaligus menghadapi tantangan terbukanya pasar Indonesia bagi ASEAN di tahun mendatang, pelaku lokal perlu mempersiapkan diri untuk mampu menjadi partner yang andal dan terpercaya bagi kemajuan Indonesia. Semoga.

*Tulisan dimuat di harian Kontan, 22 Oktober 2014.

Pepey RiawatiPepey Riawati Kurnia.
Koordinator PDMA Indonesia, PPM School of Management
prk@ppm-manajemen.ac.id, kurniapepey@gmail.com

Leave a comment