Mengukur Nilai Tambah Sumber Daya Manusia: Seberapa profitable SDM Perusahaan Anda?

Pada situasi seperti sekarang ini, dimana teknologi yang berkembang begitu pesat dapat dengan mudah diakses dan tersedia, termasuk informasi dan sumber-sumber daya perusahaan lainnya, bagi mereka yang mempunyai kesanggupan keuangan akan dengan mudah dapat memperolehnya.

Jika beberapa perusahaan pada industri yang sama bisa memiliki teknologi yang sama, akses kepada informasi yang sama, dan berada pada pasar yang sama; mengapa ada perusahaan yang lebih unggul dari yang lain? Mengapa ada perusahaan yang tadinya nyaris tidak nampak kemudian tiba-tiba bisa menjadi salah satu perusahaan yang sangat profitable dan patut diperhitungkan?

Bagaimana dengan perusahaan yang tadinya begitu dikenal, profitable, kemudian tiba-tiba harus pailit? Apakah ini karena mereka tidak mempunyai kesempatan untuk memiliki teknologi yang sama, akses pada informasi yang sama, atau berada pada pasar yang sama? Mungkin jawabanya adalah tidak. Menurut pandangan saya, mereka memiliki kesempatan yang sama namun yang membedakan adalah kemampuan untuk memperolehnya.

Beberapa perusahaan bisa saja memiliki teknologi, informasi dan sumber daya lainnya yang persis sama, tetapi ada satu sumber daya yang tidak bisa persis sama, yaitu manusianya. Dua orang yang lahir dari tempat yang sama, bersekolah pada sekolah yang sama dan lulus sarjana pada jurusan dan sekolah yang sama belum tentu memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan dan menangani permasalahan dengan hasil yang sama.

Perusahaan anda mempekerjakan begitu banyak orang, bagaimana anda mengetahui bahwa mereka itu adalah orang-orang yang mampu memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan?  Oh.. mungkin ada yang menjawab saya tidak perduli dengan hal itu selama perusahaan bisa menghasilkan keuntungan yang besar karena itu berarti tidak ada masalah dengan sumber daya manusia.

Benar, tetapi jika perusahaan anda memperoleh keuntungan yang sama besar dengan pesaing sedangkan anda mempekerjaan orang yang lebih banyak dari pesaing, ini berarti tidak efisien.  Sekiranya anda mempekerjakan karyawan yang sama dengan pesaing tentu keuntungan perusahaan anda akan jauh lebih besar.

Pada umumnya, lebih dari 40 persen biaya perusahaan adalah biaya yang digunakan untuk membiayai sumber daya manusia.  Ini adalah suatu jumlah yang besar.  Jika jumlah ini bisa ditekan dengan hasil yang sama, tentu perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Dengan mempekerjakan orang-orang yang memiliki kemampuan yang besar dan perusahaan dapat memaksimalkan kemampuan mereka, dengan sumber daya manusia yang sedikit perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

Cara yang paling sederhana untuk mengukur profitabilitas sumber daya manusia adalah dengan menghitung besarnya pendapatan per karyawan.  Caranya adalah dengan membandingkan penjualan dan jumlah karyawan, atau:

gbr 1

Cara ini terlalu sederhana dan sebenarnya memiliki beberapa kelemahan.  Salah satu kelemahannya adalah tidak dapat membedakan karyawan yang bekerja penuh waktu dengan karyawan yang bekerja setengah waktu.

Perusahaan pada umumnya mencatat jumlah karyawan adalah mereka yang bekerja penuh waktu diperusahaan padahal ada jenis karyawan lain lagi yang belum diperhitungkan yaitu mereka yang hanya bekerja setengah waktu dalam bentuk tenaga kontrak atau part-timer.

Kelemahan cara di atas bisa ditangani dengan terlebih dahulu mengkonversikan karyawan-karyawan setengah waktu kedalam nilai yang sama dengan karyawan penuh waktu atau dengan menghitung Full Time Equivalen-nya (FTE).

Misalnya suatu perusahaan mempunyai 40 orang karyawan penuh waktu dan 10 orang bekerja setengah waktu.  Sepuluh orang yang bekerja setengah waktu tersebut disamakan dengan 5 orang yang bekerja penuh waktu.  Dengan demikian, FTE perusahaan adalah 45 orang.

Profitabilitas rata-rata karyawan dapat dihitung dengan cara yang lebih baik dari sekedar membandingkan penjualan (atau sales) dengan jumlah karyawan yaitu dengan cara menghitung human capital value added-nya.  Caranya adalah:

gbr 2

Dimana:
HCVA  = human capital value added
FTE = full time equivalent

HCVA menunjukkan profitabilitas rata-rata per karyawan.  Semakin besar nilai HCVA semakin baik, tetapi seberapa besar sudah bisa dikatakan baik? Untuk mengetahui apakah HCVA perusahaan anda baik atau buruk seharusnya diperlukan suatu nilai pembanding yang standar.

Karena nilai HCVA yang baik untuk suatu industri berbeda dengan industri yang lain, dan belum ada standard nilai HCVA untuk setiap industri maka cara yang terbaik untuk mengevaluasi apakah nilai HCVA perusahaan anda baik atau tidak adalah membandingkan dengan pesaing pada industri yang sama.

Selain itu evaluasi bisa juga dilakukan dengan membandingkan HCVA perusahaan yang sama tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, apakah ada perbaikan atau tidak.

Beberapa eksekutif berpendapat bahwa yang penting adalah berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mendanai sumber daya manusia dan bukan jumlah sumber daya manusianya. Untuk itu maka ukuran yang digunakan adalah human capital return on investment (HCROI) dan bukan HCVA.  Human capital return on investment diperoleh dengan cara:

gbr 3

Dimana:    HACROI  =  human capital return on investment

Sama dengan HCVA, untuk mengetahui apakah HACROI perusahaan sudah baik atau buruk adalah membandingkan dengan pesaing pada industri yang sama atau membandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, perusahaan bisa menggunakan HACROI sebagai standar dalam membuat kebijakan sumber daya manusia.  Misalnya perusahaan membuat kebijakan rekrutmen dimana nilai HACROI-nya tidak boleh lebih kecil dari 200 persen.

Perlu diketahui pula bahwa biaya sumber daya manusia atau cost of human capital itu bukan saja terdiri dari gaji dan tunjangan namun mencakup biaya-biaya lain seperti biaya yang timbul karena karyawan absen, biaya yang timbul karena kayawan berhenti bekerja dan harus mencari pengganti, dan biaya-biaya kontinjensi seperti harus menyewa orang lain untuk mengerjakan suatu pekerjaan mendadak yang harus segera dikerjakan karena ada karyawan yang tidak bisa mengerjakan pekerjaannya tersebut karena absen atau tidak mampu.  Untuk mendapatkan hasil HCROI yang lebih baik, biaya-biaya ini harus diperhitungkan.

Dengan mengetahui human capital value added dan human capital return on investment, manajemen dapat mengetahi seberapa besar kemampuan sumber daya manusianya menghasilkan keuntungan dan seberapa efisien perusahaan menggunakan sumber daya manusianya.  Karena masa depan perusahaan ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya saat ini.

*Tulisan ini dimuat di Majalah Eksekutif, No. 310, Juni 2005, hal 60-61.

Ronny KounturRonny Kountur, Staf Pengajar PPM Manajemen (2002-2009)

Leave a comment