Bertahan Unggul, Menabung Kepercayaan

Pengalaman mengantre taksi di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) sungguh sebuah perjuangan. Setelah lelah dengan perjalanan di udara, penumpang dipaparkan pada realita harus bersabar untuk mendapatkan taksi sesuai harapan dan kebutuhannya.

Sebenarnya tidak sedikit merek taksi yang ditawarkan, namun anehnya, hanya satu merek taksi yang antriannya paling panjang sampai diberikan tempat duduk untuk mengantri. Sementara, taksi lain, antrian kosong, bahkan mobil menunggu penumpang.

Teramati, penumpang tetap memilih untuk mengantri dan sabar menunggu merek taksi yang menjadi pilihan untuk mengantarnya ke tempat tujuan. Fenomena ini telah berlangsung cukup lama dan selalu demikian. Mengapa?
Continue reading

Rupiah Melemah, Apa yang Harus Dilakukan?

Pelemahan rupiah tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dunia, seperti semakin perlunya menghemat energi, mendaur ulang sumber daya, mencegah polusi, penduduk yang semakin tua dan berkurang (sebagai contoh, Eropa dan Jepang), semakin meningkatnya persaingan dunia dan semakin pentingnya penetapan nilai sosial (Pearce, CL.; Marciariello, JA; Yamawaki, H., 2010). Kondisi ini berakibat pada semakin meningkatnya persaingan dalam negeri dan semakin mahalnya kebutuhan untuk hidup.

Menyikapi ini semua, apa yang harus dilakukan? Sebagai pelaku usaha, terjadinya pelemahan rupiah bisa mendatangkan peluang atau ancaman. Kondisi meningkatnya persaingan bisa memaksa terjadinya kreativitas untuk menciptakan inovasi mulai dari inovasi produk, proses bahkan merubah model bisnis.

Hal ini diperkuat dengan berubahnya kondisi permintaan (kebutuhan pasar, kebutuhan sosial, peraturan dan standar) yang perlu diadaptasi untuk bisa survive dan bisnis tetap jalan.  Untuk bisa berinovasi, pebisnis sudah mulai melakukan inovasi akan sumber daya manusia berbakat yang inovatif, kreatif dan berjiwa kewirausahaan. Selain itu, tidak pelit dalam berinvestasi untuk merekrut tenaga kerja berpendidikan dan menyediakan infrastruktur ilmiah dan teknologi.
Continue reading

Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015


Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015 bisa jadi merupakan momok yang menakutkan bagi beberapa kalangan. Misalnya ada kekhawatiran bahwa lahan nafkah hidupnya akan diambil pendatang yang berasal dari luar Indonesia.

Fenomena seperti semakin banyak orang Indonesia berobat ke Singapura atau Malaysia sehingga kemudian sering menimbulkan pertanyaan, bagaimana dengan kualitas rumah sakit di Indonesia, apakah dokternya kurang ahli? Atau memang kualitas pelayanan yang belum memenuhi standar? Atau bahkan kurang lincahnya kita melakukan promosi sehingga produk dan jasa tidak dikenal?

Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa tersebut masih relevan dalam zaman sekarang ini. Untuk memperkenalkan diri supaya lebih dikenal, diperlukan taktik jitu membangun merek baik pribadi maupun organisasi.
Continue reading

Belajar Hingga ke Negeri Ginseng

Hasil penelitian Product Development Management Association (PDMA), menunjukkan bahwa 50% penjualan yang dibukukan oleh perusahaan high-technology berasal dari produk baru (Mugge, P., & Markham, S.T. 2013).

Penelitian juga memebuktikan bahwa keunggulan daya saing dapat didapatkan melalui upaya inovasi serta kemampuan dalam mendeteksi potensi pertumbuhan di masa mendatang. Pengembangan produk baru yang dihasilkan tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan pasar, namun juga unggul karena memiliki nilai pembeda dibandingkan produk sejenis.

Salah satu pemimpin pasar teknologi saat ini adalah Samsung Electronic (SE). Bergerak dari paradigma bertumbuh secara kuantitatif ke kualitatif di tahun 1990-an. SE melakukan restrukturisasi dan strategi baru dalam mengelola teknologi, hingga melahirkan New Management Program sebagai bukti keseriusan SE dalam melakukan transformasi, dimana Inovasi dan globalisasi menjadi bagian utama dalam program yang akan dilakukan. Program ini diikuti dengan dibangunnnya pusat-pusat  penelitian di Korea Selatan dan terus menyebar hingga Amerika.
Continue reading

Bagaimana Mengembangkan Produk yang Sukses

Produk menjadi bagian penting dari strategi bauran pemasaran yang diterapkan pelaku industri. Produk baru yang berhasil di pasaran, mampu memberikan keuntungan signifikan dan terus meningkat sesuai dengan harapan. Namun, jumlah produk baru yang berhasil tidaklah banyak.

Riset yang dilakukan oleh R&D Magazine dan disampaikan oleh Crawford, M. & Benedetto, A.D., 2008, menyebutkan produk hasil inovasi breakthrough yang mengubah hidup kita, misalnya Personal Computer, microwave oven, mesin photocopy atau Laser Surgery. Hingga saat ini jumlah hasil inovasi breakthrough ini tidak lebih dari 30 inovasi saja.

Inovasi incremental ternyata lebih banyak dipilih oleh kalangan praktisi industri, karena murah, cepat dan mudah. Inovasi ini hanya mengubah kemasan produk, menambah ingredient atau menambah aroma saja. Praktisi industri lebih memilih inovasi incremental karena merka mau menjadi yang pertama masuk ke pasar (first mover advantage). Faktor waktu menjadi pertimbangan utama ketika memilih inovasi incremental.
Continue reading

The Innovation Challenge

lee kun hee samsung ceoDewasa ini pelaku industri bergegas untuk menghasilkan produk baru secepatnya untuk bisa menghasilkan keuntungan jangka pendek dengan proses pengembangan produk yang cepat, murah dan mudah.

Kadang hal ini tidak sejalan dengan keinginan para shareholder yang menginginkan produk baru bernilai tinggi dan memberikan keuntungan terus menerus.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan, yakni bagaimana mempertahankan posisi dan tetap tumbuh namun tetap menghasilkan produk-produk baru yang memberikan manfaat lebih kepada pasar sasarannya.
Continue reading

Kualitas Produk Tinggi, Untung Tak Henti

Kualitas sebuah produk merupakan bagian penting yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan sebuah usaha. Tidak jarang ditemukan produk-produk yang sudah berbau, berjamur atau berubah warna sementara masa daluarsanya belum berakhir. Banyak kecurangan dilakukan dengan menjual produk-produk yang tidak layak makan menjelang hari raya saat konsumsi meningkat dan orang berbondong-bondong memerlukannya. Semua upaya dilakukan, bahkan yang merugikan orang banyak demi keuntungan singkat.

Bagaimana menghasilkan produk berkualitas tinggi yang tidak mudah rusak sebelum waktunya? Definisi kualitas dari Kahn, K.B. (2013) menyebutkan “The collection of attributes that, when present in a product, means that a product has conformed to or exceeded customer expectations.”

Ada 3 tipe atribut produk: features, function dan benefit. Feature merupakan solusi dari permasalahan customer. Feature memberikan benefit bagi pelanggan dan function menunjukkan kinerja spesifikasi produk untuk mencapai manfaat yang diinginkan customer.
Continue reading

Kapabilitas di Era Persaingan Zaman Ini

Arti kapabilitas atau kapabel adalah mampu; cakap; pandai; sanggup atau menurut definisi yang dikemukakan oleh Baker dan Sinkula (2005), “Capabilities are bundles of more specific skills, procedures, and processes that can leverage resources into competitive advantage.” Dengan demikian, kapabilitas adalah kemampuan atau kesanggupan yang dapat membuat sumber daya menjadi keunggulan bersaing.

Tidak dapat dihindari lagi, persaingan dirasakan semakin meningkat saat ini. Setiap industri memiliki tingkat persaingan yang berbeda. Ada yang masih berada di level traditional competition, persaingan masih dirasakan perusahaan seperti dalam angin sepoi sepoi saja. Namun, ada pula industri yang sudah dalam tingkat hypercompetition, ibaratnya, perusahaan berusaha bertahan hidup dalam angin topan (D’Aveni, 1994).

Oleh karenanya perusahaan membutuhkan sumberdaya manusia yang memiliki kapabilitas untuk secepatnya menangkap peluang dalam lingkungannya. Kecepatan (speed) merupakan kapabilitas kunci dalam melawan pesaing atau merespon serangan pesaing. Speed merupakan bagian penting dalam keunggulan bersaing karena meningkatkan kemampuan dalam melayani pelanggan dan memilih waktu yang tepat untuk masuk ke pasar.
Continue reading

Intuisi Seorang Entrepreneur

intuisiIntuisi atau orang sering menyebutnya firasat, gut instinc, inner voice, hunch atau natural feeling dimiliki oleh setiap manusia dengan tingkat kepekaan yang berbeda.

Hasil penelitian di industri pangan di Indonesia, dengan responden 107 orang yang sebagian besar pemasar dari 35 perusahaan pangan menyatakan bahwa intuisi pembuat keputusan mempengaruhi proses percepatan pengembangan produk yang pada akhirnya mempengaruhi secara langsung kinerja produk. Kinerja produk diukur dari semakin meningkatnya volume penjualan dan keuntungan perusahaan (Kurnia, 2008).

Hasil kajian literatur dalam upaya mendalami intuisi sebagai implicit knowledge, menghasilkan pengetahuan bahwa intuisi terbentuk dari pembelajaran dan pengalaman berulang yang menghasilkan pola dan keyakinan petunjuk naluriah untuk membuat sebuah keputusan (tindakan)(Simon, H.A, 1987; Peirce, P., 2000; Hayashi, A.M., 2001; Klein, G., 2002; Gladwell, M., 2006).
Continue reading

Belajar dari Bangsa Vietnam

Saat menyusuri Sungai Saigon, di tengah rimbunan dedaunan dan lumpur yang memadati kiri kanan sungai, nampak meluncur perahu nelayan yang dikemudikan para wanita yang tampak gesit dan ceria, tak tampak kelelahan di wajah mereka.

Tidak jauh berbeda, Kota Ho Chi Minch (dulu disebut Saigon), sarat dengan denyut nadi perekonomian. Sangat kentara kesibukan yang terjadi. Jalanan di kota ‘dikuasai’ sepeda motor. Pusat kota dipenuhi dengan toko-toko yang menjual produk dengan merek-merek terkenal di dunia, beberapa pinggiran kota dipenuhi dengan barisan toko-toko tradisional yang menjual berbagai barang kebutuhan sehari-hari.

Hal berbeda dirasakan bila memandangi foto-foto mencekam yang menceritakan sejarah perang yang dialami oleh Bangsa Vietnam di era tahun 60-an sampai 70-an. Vietnam luluh lantak akibat hantaman bom. Perang memang menyisakan kesengsaraan dan kemiskinan bahkan cacat fisik dan luka psikologis seumur hidup.
Continue reading